Berlari aku terus lari diseret berjuta setan

Kadang aku merintih penuh lara yang menjebak di setiap kesepian
Emosiku kian tertantang menembus hentak suara tetesan yang menyelinap pelan
Jangan ganggu aku lagi hujan

Aku mengejang merintih namun samar di telinga mereka
Kian hari aku makin tersudut oleh gempita tawa atas luka
Benar sekali ini adalah luka
Saat aku terduduk hina diantara hujan yang kian merasa berwibawa

Yang dinamakan hujan itu benarlah pencuri
Dia mengambil segala bahagia milikku yang hakiki
Bertahun-tahun dia menakutiku untuk mati
Hujan lupakah kau atas segala luka yang tak terperi ini?

Aku ingin hujan sang pencuri berserah kepadaku dan berjanji tak akan datang lagi
Paling tidak sampai semua luka ini terobati
Sediakan waktu sebentar untuk hati ini bermeditasi
Atau jika hujan tetap datang dan tidak tahu diri,
Aku telah menyiapkan hati dan diri ini untuk dikremasi


Aku mati
Mati diantara jantung yang masih berdegup
Mati untuk bersiap diri
Mati dalam kurungan waktu
Aku mati dalam sakit

Aku mati
Mati menunggu akhir permainan-Mu Tuhan
Mati untuk berserapah pada kecewa
Mati dalam pertanyaan yang panjang
Aku mati dalam kebodohan

Aku mati
Mati karena muak untuk bersedih
Mati dalam tangan yang tergeletak tanpa upaya
Mati bukan dalam sebuah sia-sia
Aku mati dalam lelah yang tak bisa ditawar lagi

Aku mati
Mati untuk sebuah pagi yang selalu aku nikmati sendiri
Mati mengejar waktu yang enggan menunggu
Mati dalam air mata sang setiaku
Aku mati dalam luka yang kurangkul setiap hari

Aku tak takut mati
Karena aku selalu mati diantara murung hati dan topeng yang ceria
Aku menantang mati
Karena aku tau, hidupku kian sulit bersahabat
Aku tidak menangis untuk mati
Karena di hidup yang mati ini hatiku telah berlumur kecewa
Aku tertawa diancam mati
Karena mereka fikir aku takut
Tidak
Karena saat ini pun aku sedang menjerit meriap dalam hidup yang lebih kosong dan sakit daripada sekedar mati..


Kamu tidak pernah punya kesempatan untuk menjadi orang jahat

Berbeda dengan aku bukan?
Urat dan ambisi ini begitu terlihat dari tangan yang senantiasa mengepal dan deru nafas yang tak bersahabat
Bahkan aku kadang malu untuk sekedar menatap orang baik, karena aku begitu hina dibayangi kotoran

Pernahkah kau iri denganku?
Dengan aku yang kian akrab dengan hujatan karena begitu jahatnya aku
Kian hari aku makin merasa seperti anjing yang menggonggong karena paksaan sang tuan
Tapi tatap mataku, adakah segaris sinar yang tampak bahwa aku berniat melukaimu?
Namun sepertinya kebaikan mu terlalu sempurna hingga membimbing kebencian itu tumbuh untuk memberantas aku sang jahat

Dengan kejahatanku aku tumbuh tanpa takut dan kian bengis dalam menghadapi luka
Kamu tahu? aku takut banyak orang baik yang tertawa saat si jahat duduk mati karena terluka
Aku berjalan tanpa takut tersandung, aku menyambut ketidak adilan dengan serapah
Namun tahukah kamu? si jahat ini pun masih diberi karunia kasih oleh Tuhan-nya
Dia masih bisa mengendurkan sedikit uratnya untuk seporsi hati yang dia sayangi.
Apakah sempurnanya kebaikan-mu tak mampu merekam sedikit upaya dari si jahat untuk mengasihi?

Sepertinya dunia ini memang drama paling besar dengan Tuhan sebagai sutradara paling ternama
Karena ada aku sang antagonis dan ada kamu sang protagonis
Aku sudah biasa ditikam sinisnya mata dari pendukung sang protagonis
Sepertinya aku bangga karena kekuatan-ku yang bertumbuh dengan ditempa sejuta luka
Namun di belakang panggung sang pemeran antagonis ini melihat bagaimana si baik melatih tangis agar peran protagonis bisa ia sampaikan dengan baik.

Sungguh bukan aku yang ingin menjadi orang jahat
Aku hanya ingin melindungi jiwa dan raga titipan Tuhan ini agar tidak hancur
Aku melindunginya sendiri, karena wajahku tak mampu bermelas untuk mengemis bantuan
Berbeda dengan-mu hai orang baik,
Betapa banyak tangan yang datang saat kau bahkan mulai terisak
Betapa hebatnya Tuhan menempatkan karunia kepadamu

Jangalah lupa berterimakasih wahai sahabatku si baik
Tuhan begitu baiknya kepadamu
Adakah orang yang tidak percaya pada semua ucapanmu?
Adakah orang yang tidak melindungimu saat kamu dalam bahaya?
Adakah orang yang tega untuk menuduhmu bersalah?
Adakah orang yang mampu membencimu?
Bahkan aku si jahat pun tak mampu melakukan semua itu.

Sekarang aku akan membuat penyesalan
Aku akui ini adalah tindakan terbodoh yang aku lakukan
Aku menyesal pernah menempatkan si jahat menjadi sahabat untuk si baik
Aku kini kasihan untuk diriku sendiri
Kasihan melihat diriku yang kini terhina atas keserakahanmu dalam kebaikan
Belum cukupkah berjuta orang baik menjadi malaikat yang setia untukmu?
Haruskah mungkin kau ambil juga yang segelintir milikku?
Atau mungkin kewajibanmu sebagai orang baik untuk membunuh aku si jahat?

Baiklah baik
Aku tak akan membela diri lagi dengan sedikit kenyataan yang aku punya
Aku terlalu kotor untuk lebih dipercaya dari si baik
Lagipula aku kini sudah semakin lelah dengan keberanianku
Biarkan malam ini aku menunduk dulu sejenak dalam tangis yang panjang dan sepi
Aku ingin membenahi dulu luka ini sebentar

Aku menyerang semua ketidak-adilan tetapi bukan menyerang sahabatku
Aku meludahi semua kebohongan tetapi bukan meludahi wajah yang aku kasihi
Selamat kamu orang baik pertama yang membuat si jahat ini nyaris hancur
Sekali lagi aku ingatkan, jangan lupa berterimakasih.
Berterimakasih untuk apa dan siapa saja yang selalu datang untuk menyenangkan hatimu.

:)






Saya pernah bersama anda dulu

Berapa lamanya saya tidak ingat dengan pasti, tapi jelas itu bukan sebentar
Karena jika sebentar saya tidak akan semenderita ini ketika anda berulah
Maaf saya tidak bisa lagi mencerna kata-kata kasar untuk menjadi baik
Mungkin saat ini kecamuk emosi telah membius mati kata lembut yang selalu saya beri hanya untuk anda

Sekarang saya hanya duduk diam mempersiapkan kerelaan untuk menyaksikan semuanya hancur lebur
Yang saya tau, saya memang tidak terlahir untuk dibenarkan
Tapi bukan berarti saya tidak punya kesedihan untuk menanggapi saat saya selalu dipojokkan
Anda orang yang bukan main saya telah limpahkan sayang dan kepercayaan
Dan betapa terbaliknya saat ini bila saya dengan terpaksa harus melimpahkan semua kecewa kepada anda

Anda tahu? Betapa sayangnya saya sama anda?
Betapa bahkan mulut saya tidak diciptakan untuk berbicara terlalu keras kepada anda
Padahal setiap hari kata-kata sumbang dengan mudah saya hibahkan kepada mereka
Karena saya terlalu mengistimewakan anda dari mereka
Mungkin memang saya tidak selalu baik, namun setidaknya tidak pernah mencoba untuk menjadi buruk.

Jika sekarang saya kecewa, saya bilang saya kecewa dan sungguh terluka
Entah karena keterbatasan diri atau emosi yang mengegoiskan diri
Semua meledak tanpa saya bisa mempersiapkan diri untuk tidak kaget
Semua terhujam kepada saya, cacian itu, saya terbungkam oleh sengitnya mata kalian
Masih terlihat keraskah saya saat saya dibius jutaan hujatan dari kalian?

Setidaknya diantara kecewa dan emosi yang ada malam ini, saya masih bisa mempersiapkan diri saya untuk sedikit rela
Bicaralah tentang apa yang anda ingin bicarakan
Dengarlah tentang apa yang anda ingin dengar
Saat ini saya masih ada untuk merasa tidak berguna saat berbicara
Maaf jika anda pernah terlalu dekat dengan raga yang dihuni oleh jiwa pecundang
Benar saya sakit jiwa, benar saya jahat, benar saya tidak pernah ada baiknya

Maka terimakasih untuk semua kehebatan kalian yang menemukan manusia paling jahanam di dunia :)

Followers

Peoples Come

Find Any Blogs