Tes..

Jangan, aku mohon suara itu jangan terdengar lagi menyelinap di balik jendela
Dia merusak langitku, mencorengnya menjadi kelabu
Aku enggan lagi tersenyum menikmati hari nanti
Kuputuskan untuk berdoa saja, siapa tahu Tuhan masih sudi mendengar suara samar diantara gemuruh sengit itu

Tes.. Tes..
Tidak, suara itu makin jelas terngiang menelusup bagai tamu tak tahu diri
Begitu tulikah dia untuk mendengar semua kecaman dan serapahku untuk mengusirnya?
Atau dia sengaja datang dengan hawa sendu yang mengejek?
Tuhan, aku sedang terpejam memohon namun mereka menggodaku untuk bersedih

Tes.. Tes.. Tes..
Seiring bunyi jahanam itu aku mendengar suara-suara sumbang dari jeritan pahit di telingaku
Mereka berdenging, sakit
Aku makin sesak dalam doaku, maaf ya Tuhan jika suaraku makin mengabur

Tes.. Tes.. Tes.. Tes..
Tidakkah kau mendengar-ku Tuhan?
Benar-benar tak mau kah kau mengabulkan 1 saja inginku ini?
Aku mulai putus asa dan tersedak dalam doaku

Aku tak bisa lagi menghitung tetesan yang datang
Semuanya menghambur dan aku tak cukup gesit untuk menghitung
Aku dibodohi mereka, aku dikepung dalam rentetan peristiwa sedih yang panjang
Semuanya mengurungku untuk terluka lagi disini

Ada yang bilang bahwa "God's in the rain"
Tuhan yang mana?
Jika itu Tuhanmu, bilang padanya bahwa aku membencinya
Membencinya sampai ke dasar darahku
Meludahinya dengan cacian setiap kali ia datang
Menyembur mukanya dengan serapah setiap kali ia mengambil kepunyaanku
Bilang padanya jangan datang lagi atau terlihat sedikit saja bayangannya di mataku

Tanyakan padanya,
Dari 1 hingga sekian banyak tetesannya mengapa yang ada hanya pencuri?
Dari 1 hingga sekian banyak tetesannya mengapa tidak ada satu pun yang berniat mengembalikan apa yang sudah ia ambil?
Dari 1 hingga sekian banyak tetesannya mengapa tak ada satu pun yang tersenyum untukku?

Tanyakan hingga aku bisa mengerti kenapa aku harus selalu terluka saat hujan datang


0 comments:

Post a Comment

Followers

Peoples Come

Find Any Blogs